Kamis, 13 Mei 2010

Pentingnya Mendengarkan Musik Saat Olahraga



Berolahraga sambil mendengarkan musik terbukti efektif membuat kita merekam pesan di memori otak lebih lama.

Olahraga dapat meningkatkan kinerja transmisi di dalam saraf dan musik membantu otak untuk mematangkan transmisi tersebut. Sehingga pesan yang kita terima akan lebih cepat ditangkap, plus tinggal lebih lama dalam kepala kita.Tidak hanya itu,bunyi dentuman drum yang sederhana sekalipun dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dikutip dari KOMPAS Minggu April 18 2010,Charles F. Emery, PhD, dari Ohio State University, bersama timnya meneliti 33 orang yang berusia paruh baya. Responden yang terdiri atas perempuan dan laki-laki ini kemudian diminta untuk berolahraga sambil mendengarkan musik dan tanpa musik. Setelah itu, semua responden diminta untuk mengikuti tes verbal dengan cara mendengarkan berbagai macam kata dengan cepat. Hasilnya, responden lebih cepat mengingat kata-kata setelah berolahraga sambil mendengarkan musik upbeat dibandingkan tanpa musik.

Mind-Body-Wellness Center mengamati 111 orang yang dibagi dalam enam kelompok. Dua kelompok pertama, terdiri atas kelompok yang mendengarkan permainan drum, dan kelompok lainnya tidak mendengarkan apapun. Sedangkan 4 grup sisanya diminta untuk berpartisipasi aktif dalam latihan drum. Semua responden dalam 6 grup ini, diperiksa level kekebelan tubuhnya sebelum dan sesudah tes.

Responden yang ada dalam kelompok mendengarkan permainan drum menunjukkan peningkatan sistem kekebalan yang signifikan. Hal yang sama juga terjadi pada kelompok yang diminta latihan drum. “Penelitian ini membuktikan bahwa musik memang memiliki manfaat besar bagi sistem biologis tubuh,” Barry B. Bittman, MD, direktur dari pusat pengobatan di Meadville, memberikan pendapatnya atas penelitian yang dilakukan Mind-Body-Wellness Center.

Di Amerika Serikat, dikenal terapi drum dengan cara mendengarkan permainan drum untuk terapi komplementer berbagai penyakit. Mulai dari kanker, gangguan pembuluh darah, gangguan paru-paru kronik, hingga asma. Tapi berhubung di Indonesia terapi ini belum populer, Bittman mengingatkan kita untuk tidak kuatir. “Cukup kumpulkan wadah-wadah bulat, panci, dan sendok. Lalu minta seluruh anggota keluarga berpartisipasi memukul benda-benda tersebut hingga menghasilkan bunyi-bunyian perkusi yang menyembuhkan!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar