Selasa, 07 Juli 2009

Misteri Kematian Michael Jackson


LOS ANGELES- Ungkapan duka atas kepergian Michael Jackson ternyata tak hanya datang dari fans dan tokoh seni. Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menyatakan rasa kehilangan. “Semuanya benar-benar kehilangan Jackson,” kata Obama melalui Gibbs juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, Sabtu (27/6).
Dalam pernyataannya seperti dikutip dari Telegraph.co.uk, Obama menyebut Jacko, panggila untuk Michael Jackson, sebagai penyanyi spektakuler dengan kisah hidup tragis.

“Presiden mengatakan, Jackson memiliki aspek dalam kehidupannya yang menyedihkan dan tragis,” kata Gibbsn

Sementara itu. misteri masih menyelimuti kematian mendadak Michael Jackson Kamis (25/6) siang waktu setempat atau Jumat (26/6) pagi WIB. Meski tim medis Ronald Reagan UCLA Medical Center menyebut cardiac arrest sebagai penyebab resmi kematian penyanyi legendaris yang dijuluki Jacko itu, hingga kemarin (27/6) polisi masih menelusuri kemungkinan penyebab lain.

“Tim otopsi tidak menemukan bukti trauma eksternal atau ketidakwajaran pada jasad Jackson,” terang Jubir Divisi Koroner Los Angeles County, Craig Harvey, seperti dikutip Agence France-Presse kemarin (27/6). Kendati demikian, pihak keluarga Jacko sudah membawa pulang jenazah bapak tiga anak tersebut. Untuk sementara, jenazahnya disemayamkan di rumah duka setempat yang lokasinya dirahasiakan. Sejauh ini, belum ada kabar dari keluarga tentang rencana pemakaman.

Kuat dugaan adanya keterlibatan obat dalam kematian selebriti 50 tahun itu. Sebab, mendekati akhir hidupnya, dia dikabarkan rutin mengonsumsi beberapa jenis obat tiap hari. Karena itu, tim koroner masih enggan mendeklarasikan hasil penyelidikan dan memilih menunggu hasil uji toxic lengkap. Menurut Harvey, hasil uji toxic lengkap baru bisa diketahui maksimal empat atau enam pekan lagi. Dengan demikian, penyebab pasti kematian King of Pop itu masih akan menjadi misteri hingga beberapa pekan mendatang. Namun, dalam sebuah wawancara dengan CNN, guru Deepak Chopra dengan tegas menyatakan bahwa Jacko meninggal karena obat-obatan yang dia konsumsi. “Saya rasa, obat telah membunuhnya,” tandas perempuan kepercayaan Jacko yang juga seorang ahli jantung andal tersebut. Dugaan senada juga diungkapkan mantan pengacara keluarga Jackson, Brian Oxman, beberapa saat setelah Jacko dinyatakan meninggal. Dia juga sempat menyampaikan kekhawatirannya itu kepada keluarga sang superstar.

Dalam program Today yang ditayangkan stasiun televisi NBC, Oxman menerangkan bahwa Jacko mulai mendapatkan obat-obatan dengan resep dokter sebelum 2005. Yakni, setelah dia mengalami patah kaki dan tulang belakang karena jatuh dari panggung dalam salah satu konsernya. “Saya pernah meramalkan tragedi ini akan terjadi. Setelah Anna Nicole Smith meninggal, saya juga memperingatkan keluarga untuk mencegah hal yang sama terjadi pada Michael Jackson. Tapi, inilah yang terjadi sekarang,” sesalnya.

Media Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa satu jam sebelum dinyatakan meninggal, Jacko sempat diberi suntikan Demerol. Jenis obat keras tersebut juga sempat disita polisi dari kediaman pelantun tembang Black or White itu pada 2005 lalu. Tepatnya, saat dia didakwa melakukan pelecehan seksual pada seorang bocah laki-laki. Tapi, ikon musik dunia yang merintis karir dari Jackson Five itu dinyatakan tidak bersalah dan bebas dari segala tuduhan.

Selain Demerol, saat itu, polisi juga menyita sejumlah obat keras lain yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Sebagian besar diantaranya adalah antibiotik. Resep yang ditemukan di tempat tinggalnya di Neverland itu menggunakan beberapa nama berbeda. Kepada Associated Press, seorang pakar farmasi AS menyatakan, Demerol bukan obat yang bisa diberikan secara sembarangan. Obat tersebut juga tidak bisa dikonsumsi bersamaan dengan obat-obat tertentu. Sebab, bisa menyebabkan cardiac arrest dan henti napas.

Media AS juga melaporkan bahwa tingkat ketergantungan Jacko terhadap obat sangat tinggi. Fatalnya, jenis obat yang dia konsumsi itu termasuk obat keras. TMZ menuliskan, Jacko mengonsumsi tiga obat pereda rasa sakit sekaligus tiap harinya. Yakni, satu suntikan Demerol, dan dua pil pereda sakit, Dilaudid dan Vicodin. Parahnya, tiga obat itu tidak seharusnya dikonsumsi bersamaan. Sebab, mereka masing-masing tidak boleh dikombinasikan dengan obat lain. Selain tiga obat keras itu, Jacko juga mengonsumsi Soma, Xanax, Zoloft, Paxil dan Prilosec.

Selain obat, perhatian dunia seputar kematian mendadak Jacko juga mengarah pada dokter pribadinya, Conrad Robert Murray. Kemarin (27/6), Kepolisian Los Angeles (LAPD) masih mencari dokter tersebut yang diidentifikasi sebagai orang terakhir yang bertemu Jacko sebelum dia tidak sadarkan diri dan akhirnya meninggal. “Penyelidik kami sempat bertemu dengannya dan melakukan wawancara singkat Kamis (25/6). Tapi, kami masih butuh mewawancarinya lebih lanjut,” ujar Wakil Kepala Polisi Charlie Beck.

Dalam wawancara lanjutan nanti, LAPD akan membahas sejumlah pertanyaan penting yang belum terjawab seputar kematian Jacko. “Kami harap, dia bisa memberikan petunjuk kepada kami dalam mengungkap misteri kematian ini,” imbuh Beck. Los Angeles Times melaporkan bahwa Murray sedang melakukan CPR saat paramedis tiba di rumah mewah yang disewa Jacko di kawasan elit Holmby Hills, Los Angeles. Mobil dokter ahli jantung itu juga dibawa ke kantor polisi setelah Jacko dinyatakan meninggal.

“Kami tidak menyebut dia (Murray) tidak kooperatif. Kami rasa, dia akan bersedia membantu kami dalam kasus ini,” lanjut Beck. Mobil Murray, kata Beck, akan menjadi bukti penting dalam penyelidikan. Sebagai dokter pribadi yang tidak pernah jauh dari Jacko selama tiga tahun terakhir, polisi yakin di dalam mobil tersebut tersimpan dokumen medis atau bahkan obat yang dikonsumsi pencipta gerakan tari moonwalk itu.

Namun, sejumlah media mengabarkan bahwa hingga kemarin (27/6), Murray masih belum menampakkan batang hidungnya. Dokter lulusan Meharry College di Nashville pada 1989 itu membuka praktik medis di California, Nevada dan Texas. Setelah Jacko meninggal, tiga tempat praktiknya itu tutup hingga kemarin (27/6). Murray yang konon sering bermasalah dengan keuangan dan pajak juga tidak mau menjawab telepon. Beberapa wartawan yang mencoba menemui dia di rumahnya diusir oleh bodyguard.

Sementara itu, rekaman telepon saat seseorang di rumah Jacko mengontak 911 dipublikasikan Jumat (26/6) waktu setempat (kemarin WIB). Penelpon yang dari nadanya terdengar sangat resah itu mengatakan bahwa Jacko tidak sadarkan diri dan beberapa upaya untuk menyadarkannya gagal. “Dokter sedang memompa dadanya tapi tidak ada respon apapun. Tolong, Pak,” ujar si penelpon. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Murray adalah satu-satunya saksi yang berada di samping Jacko saat tidak sadarkan diri.

Komentar menarik dilontarkan mantan produser Jacko, Tarak Ben Ammar, terkait kematian pria yang dilahirkan pada 29 Agustus 1958 itu. Dia menyalahkan dokter-dokter yang pernah menangani Jacko atas akhir tragis sang legenda. Bahkan, dia menyebut mereka semua sebagai kriminal. “Sangat jelas bahwa kriminal dalam kasus ini adalah para dokter yang berada di sekitar Jackson sepanjang karir bermusiknya. Termasuk, mereka yang telah menghancurkan wajahnya dan meresepkan obat penghilang rasa sakit untuk dia,” keluhnya.

Soal rekayasa medis yang ikut membesarkan karirnya, Daily Mail sedikit mengulas tentang perubahan fisiknya. Salah satu alasan yang membuat Jacko ingin tampil sebagai seorang kulit putih, bukan Afro, adalah olok-olokan sang ayah. Joseph “Joe” Walter Jackson, ayah Jacko, selalu memanggilnya Hidung Besar. Diduga karena latar belakang itulah, dia lantas melakukan operasi hidung saat menginjak dewasa dan karirnya menanjak. Transformasi pertama itu terlihat pada sampul album Bad yang dirilis 1987.

Transformasi kedua diperlihatkan Jacko pada 1992. Kali ini, kulitnya terlihat lebih cerah. Meski publik yakin bahwa dia melakukan rekayasa medis, Jacko menampiknya. Menurut dia, yang membuat kulitnya terlihat cerah adalah vitiligo, auto-imunne langka yang menjadikan kulit penderitanya lebih putih. Tapi, seiring berjalannya waktu, kulitnya menjadi semakin putih dan terlihat sehat.

“Jackson sudah suka melakukan operasi plastik sejak masih belia. Mulai dari rekonstruksi dagu dan pipi, alis dan juga melakukan skin bleaching,” ujar Dr Pamela Lipkin, ahli bedah asal New York. Biasanya, imbuh dia, operasi plastik menjadi semacam candu bagi mereka yang pernah menjalani. Tapi, Jacko hanya mengaku melakukan dua operasi plastik pada wajahnya. Dan, semuanya dilakukan di bagian hidung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar