kira2 buat apa ya??
let's read it!!Sampai menjelang tengah malam, Senin (15/3/2010), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati duduk di ruang makan di rumah dinasnya di perumahan pejabat tinggi Widya Chandra, Jakarta. ”Ibu Saya selalu mengingatkan, sabar, rida (rela), ikhlas. Itu bisa disingkat SRI,” ucapnya dengan suara lirih. Ini bagian dari ceritanya mengenai suasana batinnya ketika berada dalam sidang Panitia Khusus DPR Hak Angket tentang Bank Century.
Wanita kelahiran Kota Bandar Lampung, 26 Agustus 1962, ini bertutur, ia menerima tasbih yang digenggamnya dari seseorang sebelum sampai ke ruang sidang. ”Tasbih itu, ketika saya genggam, terasa hangat. Saya tidak tahu kalau disorot kamera,” ujarnya.
Sebenarnya, bukan hanya tasbih yang ia bawa, melainkan juga selendang jarik (kain Jawa) milik ibunya yang sudah almarhumah, Ny Retno Sriningsih. ”Kain itu ada di dalam tas saya, kadang-kadang saya pegang,” ujarnya.
Bukan hanya tasbih dan selendang yang menyertainya. Malam harinya, sebelum Sri Mulyani masuk ke ruang sidang Pansus, salah seorang kakaknya mengatakan, almarhumah Retno Sriningsih datang dalam mimpinya. ”Ibu rawuh (datang) dan pesan, Sri Mulyani jangan takut karena akan rina dan bati (menang dan beruntung),” ujar kakak Sri Mulyani itu.
Cerita ini sampai ke sineas senior Garin Nugroho. ”Ini menarik sekali. Hal-hal kecil, seperti selendang jarik, tasbih, dan nama ibu, jadi penting bagi seorang Sri Mulyani. Setelah adegan di DPR itu, simpati kepada Sri Mulyani meningkat,” ujar Garin.
”Saya ingin membuat dongeng berjudul Dik Sri. Wanita sangat Jawa, pandai, baik, ayu, dan punya senyum agak sinis dalam arti positif. Sri Mulyani bagi saya adalah salah satu menteri kabinet yang punya karakter, berani mengambil keputusan,” ujar Garin.
Lain lagi dengan pendapat serta komentar pemusik dan biduan senior Franky Sahilatua tentang Sri Mulyani. ”Iman saya mengatakan, dia tidak bersalah,” ujarnya.
Franky juga yakin, Sri Mulyani suka lagu lama ”Send Me the Pillow”. ”Ya, itu memang lagu ke ayah saya,” ujarnya.
Sri anak ke-7 dari pasangan Prof Dr Satmoko dan Prof Dr Retno Sriningsih. Ia lahir ketika kedua orangtuanya mengembara di Lampung. Tahun 2008 ia dinobatkan menjadi tokoh antikorupsi bersama tokoh lain yang menerima Bung Hatta Anti- Corruption Award. ”Ayah dan ibu saya yang sangat mengagumi Bung Karno dan marhaenisme akan menangis bila tahu saya disebut neolib,” ujar Sri.
sumber:http://id.news.yahoo.com/kmps/20100318/tpl-ayah-dan-ibu-saya-kagumi-bung-karno-81d2141.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar