Rabu, 12 Mei 2010

7 Produk Makanan yg Di-Banned di Eropa Namun Dijual Bebas di Amerika (juga Indonesia)


To the point aja ya gan... This is it... 7 daftar produk makanan yang di-banned alias dilarang beredar di Eropa namun masih dijual bebas di Amerika bahkan di negara kita, Indonesia...

1. Makanan Transgenik

Spoiler for Apa itu makanan transgenik?:

Makanan Transgenik (GMO=Genetically Modified Foods) adalah produk makanan hasil bioteknologi modern. Proses bioteknologi modern dimana sifat-sifat dari suatu makhluk hidup diubah dengan cara memindahkan gen-gen dari satu spesies ke spesies lainnya ataupun memodifikasi gen-gen dari spesies itu sendiri. Produk-produk Transgenik mencakup : Obat-obatan (sebagai alat diagnosis & obat seperti misalnya insulin), tanaman (yang tahan hama, penyakit dan herbisida), enzim untuk pengolahan makanan (keju), bahan bakar dan pelarut (ethanol).




Uni Eropa secara berkelanjutan membuat peraturan yang melarang produk makanan transgenik. Banyak yang curiga, ini hanya dilakukan atas tekanan para pengusaha agro-industri. Problem utama dari makanan transgenik adalah kurangnya penelitian dan informasi mengenai makanan tsb.

Berita dari Liputan6.com gan:
Spoiler for makanan transgenik:


Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Misal, tomat yang disisipi gen ikan agar tahan beku atau kedelai yang disuntik gen bakteri dalam tanah. Transgenik menjadi alternatif agar hasil panen tahan dingin, melimpah, dan tak mempan hama. Bahkan, tanaman direkayasa agar mampu membunuh hama yang menyerang tumbuhan tersebut.

Makanan rekayasa transgenik memang sudah menjadi kontroversi sejak 30 tahunan silam. Yang jadi soal adanya rekayasa gen alias kode pembawa keturunan dari suatu makhluk ke makhluk lain bahkan yang berbeda spesies sekali pun. Para aktivis pembela konsumen dan lingkungan mengecam rekayasa seperti itu karena dinilai kebablasan dan melawan kodrat alam. Selain tentu saja tak aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Tak heran jika di sejumlah negara termasuk Indonesia, produk transgenik kerap menuai protes.

Di AS sendiri, teknologi transgenik meluas sejak tahun 90-an. Data menunjukkan, 63 persen produksi jagung AS adalah transgenik demikian juga dengan 83 persen produksi kapas. Porsi terbesar adalah kacang kedelai yang mencapai 89 persen produksi. Tapi, tak semua pengembangan transgenik di AS berujung sukses. Sebagian kalangan memandang produk transgenik tak aman karena proses pembentukannya tak alami dan bisa menyebabkan mutasi yang luas. Citra transgenik yang negatif ini berujung kegagalan bagi sebagian petani. Produk pepaya hijau asal Hawaii yang tahan virus ringspot ditolak negara-negara pengimpornya macam Kanada dan Jepang.

Lalu, bagaimana dengan produk pangan transgenik lain seperti jagung, kedelai, dan buah-buahan? Jangan harap makanan tersebut ada di bagian buah dan sayur-sayuran segar di supermarket AS. Hampir seluruh produk transgenik di AS tak dijual dalam bentuk segar. Hasil pertanian tersebut diproses menjadi makanan atau minuman ringan. Sirup jagung misalnya, digunakan sebagai pemanis banyak minuman dan makanan. Tak seperti di Eropa, AS tak mensyaratkan pemberian label bagi produk yang mengandung unsur transgenik. Jadi tanpa disadari, warga AS juga mengonsumsi produk transgenik.

Walaupun hingga kini belum ada bukti bahwa produk transgenik berbahaya bagi kesehatan. Produk transgenik terus menuai kontroversi. Pengawasan pemerintah AS pun tetap kendor. Deptan AS memang mengontrol penanaman tumbuhan transgenik namun tak bertanggung jawab atas produk yang dilepas ke pasar. Absennya peran FDA (sejenis BPOM di Indonesia) terhadap produk pangan transgenik menyebabkan kebanyakan jagung dan kacang kedelai segar transgenik kerap menjadi makanan hewan dan ternak.

Pertanian transgenik saat ini telah merambah 21 negara dengan total luas lahan mencapai 90 juta hektare. Dalam 10 tahun terakhir, tingkat pertumbuhan mencapai 47 kali lipat. Nilai bisnis produk transgenik kini menembus Rp 50 triliun. Monsanto menjadi perusahaan AS yang merajai pasar pertanian transgenik dunia.



Quote:
Tahu dan tempe yang biasa kita konsumsi di Indonesia, bahan bakunya kedelai transgenik dari AS lho gan...!
Hasil penelitian produk makanan transgenik terhadap binatang:
  1. Anak tikus yang makan tomat transgenik mengalami kelainan pada lambungnya. Anak tikus yang makan kedelai transgenik mempunyai angka kematian 4 kali tikus yang makan kedelai non transgenik. Hati, pankreas dan fungsi testis mengalami gangguan pada tikus dewasa yang makan kedelai transgenik.
  2. Kacang polong transgenik menyebabkan reaksi alergi pada tikus dewasa.
  3. Kentang transgenik yang dimakan anak tikus menyebabkan perkembangan yang abnormal.
  4. Anak tikus yang makan jagung transgenik tumbuh lambat, mengalami masalah dengan fungsi hati dan ginjal.


Bagaimana jika dikonsumsi manusia?

2. Gula Stevia - Gula Bagi Penderita Diabetes


Amerika baru-baru ini menerima gula Stevia alias pemanis "Alami" ini sebagai bahan tambahan makanan. Sebelumnya, gula ini dijual di sana di bawah kontrol peraturan bagi suplemen makanan untuk diet. Gula ini juga dijual bebas di Jepun selama 3 dekade lebih, berbeda dengan Eropa yang telah membanned alias melarang peredaran produk ini, karena gula ini berpotensi menganggu proses kesuburan manusia dan mengakibatkan gangguan kesehatan lainnya. Padahal gula ini, bisa membantu penderita diabetes lho. Jadi agan sebagai konsumen, mau kah menggunakan produk ini?

Apa itu gula Stevia?
Spoiler for gula stevia:

Pada tahun 1887 peneliti ilmiah amerika Antonio Bertoni menemukannya. Bertoni menamakannya Eupatorium Rebaudianum Bertoni, kemudian dimasukkan dalam genus stevia (1905). Diduga lebih dari 80 jenis spesies stevia tumbuh liar diAmerika Utara dan 200 jenis spesies alami di Amerika Selatan. Namun hanya Stevia Rebaudiana yang diproduksi sebagai pemanis.


Tanaman Stevia

Stevia adalah tumbuhan perdu asli dari Paraguay. Cocok pada tanah berpasir dengan tinggi tanaman maksimal 80 cm. Daunnya mempunyai rasa lezat dan menyegarkan. Gula stevia telah di komersilkan di Jepang, Korea, RRC, Amerika Selatan untuk bahan pemanis bagi penderita diabetes dan kegemukan.


3. Bovine Growth Hormone (Hormon Pertumbuhan untuk Sapi)


"Obat-obatan" ini dikenal dengan nama rBGH, tidak diizinkan beredar di Eropa. Kebalikan dengan Amerika, penduduk Amerika terus berjuang agar sapi yang telah diberi hormon pertumbuhan diberikan label tersendiri, agar para konsumen tau.

Sapi-sapi ternak di Amerika pada umumnya diberi hormon pertumbuhan itu supaya pertumbuhan badannya lebih cepat, sehingga bisa diperoleh supplai daging lebih cepat dan lebih banyak. Jawatan Makanan dan Obat-obatan Amerika, FDA, mengizinkan penggunaan secara komersial hormon sapi yang telah diubah, untuk meningkatkan produksi susu sapi sejak tujuh tahun yang
lalu.

4. Ayam Berklorin


Di tengah kesedihan, bahwasanya mengkonsumsi daging ayam dari Amerika, akan menggiring status penduduk Eropa menjadi KELINCI PERCOBAAN, oleh karena itu, Uni Eropa langsung membanned dan melarang peredaran daging ayam yang dicuci menggunakan klorin. Uni Eropa secara efektif melarang semua daging ayam import dari AS.

5. Plastik Pembungkus Makanan


Phthalates dan bisphenols pada plastik sangat menguntungkan. Bahan kimia tsb membantu pabrik memproduksi plastik yang lembut dan lentur untuk membungkus makanan. Tapi ketika makanan tsb kontak langsung dengan bahan kimia pada plastik tersebut, maka masalah pun dimulai. Amerika dan Eropa dengan keras membuat peraturan keras mengenai ini. Walaupun standar yang mereka pakai berbeda. Di Eropa, para supplier harus membuktikan bahwa zat additive yang mereka pakai pada plastik itu aman, jika tidak siap-siap untuk dibanned. Amerika malah membolehkan zat additive berupa phthalates dan bisphenol-A untuk pembungkus makanan, padahal phthlates sudah dibanned di Eropa. Bagaimana dengan Indonesia..?

sumber:kaskus.us

Tidak ada komentar:

Posting Komentar