Jesen Khairul Fuadi, anak berusia enam tahun mempunyai kebiasaan unik yakni meminum bensin. Kebiasaan ini sudah dijalaninya sejak ia berusia satu tahun. Setiap hari, Jesen, bocah yang belum sekolah itu bisa mengabiskan dua hingga tiga liter bensin. “Rasanya seger dan enak,” kata Jesen di kediamannya di Desa Pujodadi, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu.
Kemana pun bocah kurus dan berambut bak serabut jagung itu selalu menenteng jerigen berisi bensin. Mulut dan hidungnya selalu menempel ke lubang jerigen untuk sekedar menghirup aroma atau menyeruput bensin layaknya minum air. Dia mengaku pusing jika tidak menghirup aroma bensin.
Kebiasaan meminum bensin itu, kata Indah Mylana, 33 tahun, orang tua Jesen, bermula saat masih berusia satu tahun. Saat itu, Jesen yang sering tinggal di kios bensin miliknya. Saat itu secara diam-diam ia menghirup dan meminum bensin. “Tahu-tahu sudah satu jerigen bensin diminum. Sejak saat itu tidak bisa dipisahkan dari jerigen bensin,” katanya.
Indah mengaku sudah kerap melarang anaknya meminum bensin. Berbagai cara telah diupayakan agar kebiasaan buruk anaknya itu berhenti seperti diterapi dengan pengobatan alternatif, menyembunyikan semua jerigen berisi bensin dan mengganti bensin dengan air. “Saya pernah berhenti sama sekali berjualan bensin. Anak itu malah mencari di kios lain,” ujarnya.
Akibat meminum bensin itu pertumbuhan tubuh Jesen terlihat kalah dibanding anak seusianya. Tubuhnya tampak mungil, rambutnya kusam dan tatap matanya sayu. “Dia juga sering batuk, pilek dan mencret,” katanya.
Dokter Pusat Kesehatan Masyarakat Pardasuka, Arabiyanto, mengatakan meski kesehatan Jesen sedikit terganggu tapi belum sampai pada tahap membahayakan jiwanya. Dia berharap orang tuanya aktif memeriksakan kesehatan Jesen ke dokter. “Sudah pasti ada pengaruh terhadap kesehatan anak itu. Harus sering dipantau agar kadar zat berbahaya dalam bensin bisa diketahui,” katanya.
Kemana pun bocah kurus dan berambut bak serabut jagung itu selalu menenteng jerigen berisi bensin. Mulut dan hidungnya selalu menempel ke lubang jerigen untuk sekedar menghirup aroma atau menyeruput bensin layaknya minum air. Dia mengaku pusing jika tidak menghirup aroma bensin.
Kebiasaan meminum bensin itu, kata Indah Mylana, 33 tahun, orang tua Jesen, bermula saat masih berusia satu tahun. Saat itu, Jesen yang sering tinggal di kios bensin miliknya. Saat itu secara diam-diam ia menghirup dan meminum bensin. “Tahu-tahu sudah satu jerigen bensin diminum. Sejak saat itu tidak bisa dipisahkan dari jerigen bensin,” katanya.
Indah mengaku sudah kerap melarang anaknya meminum bensin. Berbagai cara telah diupayakan agar kebiasaan buruk anaknya itu berhenti seperti diterapi dengan pengobatan alternatif, menyembunyikan semua jerigen berisi bensin dan mengganti bensin dengan air. “Saya pernah berhenti sama sekali berjualan bensin. Anak itu malah mencari di kios lain,” ujarnya.
Akibat meminum bensin itu pertumbuhan tubuh Jesen terlihat kalah dibanding anak seusianya. Tubuhnya tampak mungil, rambutnya kusam dan tatap matanya sayu. “Dia juga sering batuk, pilek dan mencret,” katanya.
Dokter Pusat Kesehatan Masyarakat Pardasuka, Arabiyanto, mengatakan meski kesehatan Jesen sedikit terganggu tapi belum sampai pada tahap membahayakan jiwanya. Dia berharap orang tuanya aktif memeriksakan kesehatan Jesen ke dokter. “Sudah pasti ada pengaruh terhadap kesehatan anak itu. Harus sering dipantau agar kadar zat berbahaya dalam bensin bisa diketahui,” katanya.
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4015923
Tidak ada komentar:
Posting Komentar