Sekedar mengulang pepatah, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, yang artinya kira-kira beda suku beda budaya, ternyata banyak sekali hal yang harus kita perhatikan dalam perjalanan kita ke luar negri. Bukan hanya persiapan fisik dan mental, tapi setidaknya ada beberapa budaya yang harus pelajari untuk menghindari salah kaprah. Beberapa hal yang tampak remeh temeh di mata kita, belum tentu bisa diterima dengan mudah oleh orang dari budaya lain.
Ada beberapa hal penting yang harus anda ingat, untuk menghindari perjalanan anda berubah menjadi mimpi buruk. Ada beberapa kode tangan (hand gesture) dan beberapa etiket penting yang harus anda ingat untuk menghindari lawan bicara anda tersinggung berat.
1. Tangan Terbuka

Biasanya kita mengatakan kalimat diatas dengan tangan terbuka menghadap ke arah orang yang kita ajak bicara. Di negara kita

Tapi tidak di Yunani! Negri tempat asal berbagai filsuf terkenal ini menganggap kode tangan seperti ini sangat menyinggung. Tentu kita bertanya "Lho? Di mana letak menyinggungnya?"

Pada era kekaisaran Byzantium, para penjahat akan diarak keliling kota dengan wajah diwarna hitam sebagai tanda bahwa dia merasa malu akibat perbuatannya tadi. Masih sangat beruntung jika wajahnya hanya diwarna hitam dengan arang, karena tidak jarang juga wajah penjahat tadi akan diwarna hitam dengan menggunakan kotoran.

Kode tangan seperti tadi, (yang dalam bahasa Yunani disebut Moutza) adalah kode tangan yang seakan sedang menempelkan kotoran ke wajah penjahat. Dengan kata lain, anda menghina lawan bicara anda dengan mengatakan "Nih, Lo harusnya malu!!". Jadi jika di Yunani, wajib kita ingat secara baik dan benar untuk tidak menggunakan kode tangan ini!
2. Jempol

Di negara kita


Tapi, sangat sangat disarankan agar agan tidak menggunakannya di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika Barat, dan sebagian negara di Amerika Selatan. Bingung bukan?

Kode tangan dengan jempol diatas tadi bisa berarti penghinaan besar-besaran. Karena di beberapa negara ini, tanda tadi berarti bahwa agan akan menghina dengan cara memasukkan jempol tadi ke lubang dubur lawan bicara kita


3. OK

Kode yang ini hampir pasti diterima sebagai "semua sudah beres!" di berbagai negara. Kode yang dibentuk dengan menyatukan ujung jari telunjuk dan jempol sehingga membentuk lingkaran, serta tiga jari sisanya (jari tengah, manis dan kelingking) berdiri ini tidak dapat dipungkiri adalah tanda "OK" yang diterima berbagai lapisan masyarakat!
Tapi... sekali lagi tidak di Brazil. Presiden Nixon pernah membuat kesalahan besar dengan menggunakan kode tangan seperti ini pada saat kunjungan kenegaraan ke Brazil pada tahun 50-an. Yang berakibat semua penduduk Brazil yang melihat tayangan atau melihat langsung terperangah karena kode tangan yang ditunjukkan oleh seorang Kepala Negara Amerika Serikat (di masa itu, tentunya).
Memang apa ya salahnya?


4. Bunga

Seikat bunga segar tentunya sangat manis, apalagi bagi seorang wanita. Dengan memberikan seikat bunga kecil, kepada seseorang, tentunya kita akan ingin memberikan kesan baik dan manis kepada mereka yang menerimanya.
Tapi, jangan sampai memberikan bunga dalam jumlah genap di Rusia! Bayangkan kita memberikan seikat bunga, yang isinya enam tangkai mawar kepada Maria Sharapova, saking kita


Ternyata di Rusia, bunga dalam jumlah genap hanya diberikan pada saat pemakaman saja


Jika kita kebetulan singgah di Bangladesh, jangan pernah juga memberikan bunga putih (bunga apa saja, termasuk di dalamnya melati, mawar putih, krisan putih), yang penting jangan sampai putih! Kenapa?


Maka, lebih baik, berhati-hatilah dalam memberikan bunga, mawar merah dengan jumlah ganjil akan lebih baik dan lebih mudah diterima di mana-mana.



5. Piring Bersih

Tentunya kita masih ingat kata ibu kita "Jangan biarkan nasi-nya sisa, nanti nasinya nangis lho!" Jadi, ketika kita mendapat sajian pada saat makan bersama di rumah orang lain, kita tentunya akan berusaha menghabiskan makanan yang disajikan, bagaimanapun rasanya.
Tapi, walaupun makanan tadi sangat nikmat dan menggugah selera anda, jangan pernah habiskan makanan yang disajikan tuan rumah, apalagi di China, Thailand atau Filipina. Pasti pemikiran kita gini "Lah kan kita menghargai yang masak, orang sudah susah masak, masa makananya nggak kita habiskan?".
Di negara seperti China, Thailand dan Filipina, yang pernah memiliki sejarah besar dalam kesulitan makanan, maka tuan rumah akan berusaha susah payah agar kita sebagai tamu makan kenyang dan puas. Jika anda menghabiskan makanan di piring, dengan kata lain (bagi mereka tentunya) anda mengatakan bahwa "Yaelah, kurang nih makannya, kalo cuman segini." Atau secara tidak langsung, anda memberikan tanda bahwa anda tidak puas dengan porsi makanan yang disajikan kepada anda!

Aneh - aneh kan? Memang benar apa kata pepatah, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya, yang artinya kira-kira beda suku beda budaya. Tidak ada salahnya kita mengikuti adat istiadat yang ada. Seperti kata orang tua dulu, di mana langit dipijak, di situ bumi dijinjing.
sumber:kaskus.us
Tidak ada komentar:
Posting Komentar